News - Industri e-commerce Indonesia kini memasuki masa kritis. Sejumlah perusahaan besar berguguran di tengah persaingan sengit. Setelah bertahun-tahun menikmati ekspansi pesat, para pemain utama—dari perusahaan marketplace, hingga layanan pembayaran digital, dan layanan logistik—menghadapi penurunan pendapatan yang tajam, yang pada akhirnya memaksa beberapa di antaranya berhenti beroperasi.

Di awal tahun ini, misalnya, kabar tak sedap datang dari Bukalapak. Platform e-commerce yang didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid ini, secara resmi mengumumkan penutupan layanan penjualan produk fisik di marketplace pada Selasa (7/1/2025). Bukalapak selanjutnya akan fokus pada bisnis penjualan produk virtual seperti pulsa, paket data, token, dan produk digital lainnya.

“Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace Bukalapak,” tulis manajemen Bukalapak dalam laman resminya, Rabu (8/1/2025).