News - Setiap orang pernah merasakan suatu kecemasan, mungkin saat akan menghadapi ujian, atau tes wawancara, presentasi di depan umum, atau ketika bertemu dengan orang asing.
Hal itu adalah sesuatu yang wajar, namun apabila kecemasan berlebihan bisa jadi itu tanda gangguan kecemasan.
Dalam jurnal RSUD dr.Loekmonohadi, kecemasan dikatakan menyimpang bila rasa cemas atau takut tidak proporsional, Anda tidak mampu meredam rasa cemas tersebut.
Kecemasan itu akan berlangsung hampir setiap hari selama 6 bulan bahkan lebih, dan menyebabkan gangguan fungsi kehidupan.
Sehingga menyebabkan penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Gejala Gangguan Kecemasan
Setiap individu mengalami gejala yang berbeda-beda,tergantung tingkat kemampuan individu dalam menghadapinya, secara umum dr. Agung Kadarman, menyebutkan cirinya sebagai berikut :
1. Perasaan kuatir atau cemas yang tidak realistik yang dipersepsikan sebagai ancaman, hal ini dapat menyebabkan penderita tidak dapat beristirahat dengan tenang atau relaks. Sehingga menyebabkan beberapa hal :
- Ketegangan motorik: seperti merasakan gemetar, otot tegang, kaku, mudah lelah.
- Hiperaktivitas otonomik: nafas terasa berat, jantung berdebar, telapak tangan basah, kepala pusing atau melayang, mual, mencret, demam menggigil, sering buang air kecil, dan sukar menelan.
- Kewaspadaan berlebihan: perasaan jadi peka, mudah kaget atau terkejut, sulit konsentrasi, susah tidur, mudah tersinggung.
Penyebab Gangguan Kecemasan
Dalam laman Kementerian Kesehatan disebutkan, penyebab kecemasan belum dapat diketahui secara pasti.
Ada beberapa faktor yang diduga memicu kecemasan, di antaranya trauma akibat intimidasi, pelecehan dan kekerasan di lingkungan luar ataupun keluarga.
Selain itu, karena stres berkepanjangan juga bisa menjadi penyebabnya, gen yang diwariskan dari orang tua, serta ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak.
Pemicu lainnya yang dapat menyebabkan gangguan kecemasan adalah penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Makanan yang harus dihindari
Untuk mengurangi ganguan kecemasan, selain dengan mengontrol pikiran dan mengolah hati, asupan makanan juga sangat berpengaruh.
Dikutip dari laman Live Strong, berikut ini makanan yang harus dibatasi saat Anda mengalami gangguan kecemasan:
1. Teh dan kopi
Kafein dalam teh dan kopi dikenal sebagai stimulun untuk membantu seseorang tetap aktif dan waspada. Namun kafein juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan dengan meningkatkan hormon kortisol, dopamin, dan adrenalin adenosin.
2. Soda
Minuman bersoda dapat meredam fungsi otak yang sehat. Karena di dalam soda terdapat banyak gula yang setara dengan 9 sendok teh dalam kaleng 12 ons.
Lakukanlah beberapa penyesuaian pola makan untuk membantu Anda menemukan ketenangan, seperti menambah asupan air mineral yang banyak.
3. Minuman berenergi
Minuman berenergi biasanya berisi campuran kafein, gula, vitamin, dan asam amino. Minuman ini dapat mengganggu suasana hati Anda.
Minuman bernergi dapat mengakibatkan insomnia, gelisah, dan sakit perut. Sebaiknya Anda usahakan untuk bisa tidur 7 hingga 9 jam, karena dapat membantu menurunkan asupan minuman berenergi dan mencegah stres.
4. Alkohol
Pada awalnya, alkohol akan membantu Anda merasa rileks, tetapi dapat menyebabkan kecemasan yang meningkat di kemudian hari.
Sebuah studi penelitian tahun 2017 menyebutkan, alkohol dapat meningkatkan bakteri di usus, dan pertumbuhan bakteri berlebih dapat memicu peradangan serta mengalami gangguan fungsi otak dan gelaja kecemasan.
5. Goreng-gorengan
Meskipun makanan cepat saji sesekali boleh, namun Anda tetap harus membatasinya. Lemak trans ditemukan pada gorengan seperti kentang goreng, sayap ayam, yang mampu meningkatkan risiko depresi, dan perubahan suasa hati seperti kegugupan.
6. Daging olahan
Makan daging merah dan daging olahan seperti sosis, sangat berisiko meningkatkan depresi.
Terkini Lainnya
Gejala Gangguan Kecemasan
Penyebab Gangguan Kecemasan
Artikel Terkait
7 Penyebab Diabetes Melitus dan Apakah Bisa Disembuhkan?
Ketahui Penyebab dan Cara Menghilangkan Daki Leher
Pisang Buat Bayi: Kapan Boleh Makan, Jenis Pisang dan Manfaatnya
Imunisasi IPV Itu Apa dan Bagaimana Efek Sampingnya pada Bayi?
Populer
Mendikdasmen: Sudah Ada Kesepakatan Libur Sekolah saat Ramadan
Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
Derita Peternak Sapi Terpaksa Banting Harga Imbas Wabah PMK
Hoaks Video Pesawat Pemadam Kebakaran Jatuh di LA
Kebakaran Melanda Glodok Plaza, 7 Orang Masih Terjebak
Fenomena Demam Koin Jagat: Antara Hiburan & Kebutuhan Finansial
Stikom Bandung Batalkan Kelulusan & Tarik Ijazah 233 Mahasiswa
Apa Faktor Utama Penyebab Kebakaran di Los Angeles?
Flash News
ATR/BPN Target Pendataan Sertifikasi Hak Komunal Rampung 5 Tahun
LPSK Persiapkan Memori Banding Restitusi Korban Kanjuruhan
Ombudsman Taksir Nelayan Rugi Rp 9 M Akibat Pagar Laut Tangerang
Tersangka Pembunuh Sandy Permana Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara
Komdigi: Rudi Valinka Lolos Background Check Sebelum Dilantik
Kantor Pemuda Pancasila di Bandung Dirusak, Ada Korban Luka
Mendidaksmen Akui Ada Kesenjangan Jumlah Anak Disabilitas & SLB
Stikom Bandung Batalkan Kelulusan & Tarik Ijazah 233 Mahasiswa
Alasan Komnas HAM Mendorong Penggunaan E-Voting dalam Pemilu
KKP Segel Pagar Laut di Tarumajaya Bekasi
Luhut Akan Sarankan Prabowo Bantu Pembangunan RS Anak di Gaza
Promosi Eks Ketua PN Surabaya Dicabut Akibat Kasus Ronald Tannur
2 TNI AL Penembak Bos Rental Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Kasus PMK di Bantul Bertambah: 337 Terjangkit, 37 Sapi Mati
Tak Ada Luka di Tubuh Mayat Pensiunan Jenderal TNI di Marunda